JAKARTA, SOKSIMEDIA | Program makan bergizi dan minum susu gratis adalah salah satu program unggulan saat kampanye Prabowo-Gibran Pilpres 2024, program ini untuk seluruh anak-anak Indonesia mulai dari TK sampai SMA, termasuk di dalamnya sekolah kejuruan dan pesantren, program ini juga berlaku untuk para ibu hamil, diperkirakan jumlah semuanya sekitar 82 juta orang.
Program makan bergizi dan minum susu gratis ini secara konseptual adalah sebuah program yang berdampak luar biasa ke beberapa bidang, dengan satu program bisa menjadi solusi untuk beberapa masalah di Indonesia, seperti stunting, kemiskinan, membuka lapangan pekerjaan, membangkitkan perekonomian kerakyatan, termasuk sebuah harapan bagi para petani, peternak dan nelayan meningkatkan kesejahteraan, peluang juga bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
Dari sisi ekonomi makro program makan bergizi dan minum susu gratis dengan anggaran 450 Triliyun jika diserap di seluruh wilayah Indonesia maka pertumbuhan ekonomi bisa naik sebesar 2 persen, termasuk program ini juga bisa membantu pemerintah dalam meraih swasembada pangan.
Ada beberapa faktor dan kendala yang harus menjadi perhatian pemerintah jika program makan bergizi dan minum susu gratis ini dilaksanakan, seperti :
Pertama, masalah utama adalah kesiapan sumber pangannya. Kebutuhan beras per tahun untuk memberi makan sekitar 82 juta anak sekolah dibutuhkan beras sekitar 6 juta ton beras. Sementara pemerintah saat ini masih tergantung impor beras. Salah satu tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan perekonomian petani, sumber beras harus dari hasil panen petani, bukan malah pemerintah membuat kebijakan impor beras.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana strategi pemerintah agar produksi beras bisa surplus sehingga pemerintah bisa memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri termasuk juga untuk program makan bergizi dan minum susu gratis ini ?
Salah satu cara pemerintah dan sebuah keharusan agar produksi beras bisa surplus adalah dengan mencetak dan memperluas lahan pertanian, tanaman padi bisa ditanam di lahan sawah, lahan tadah hujan dan lahan kering. Tambahan produksi beras bisa ditingkatkan jumlahnya dengan menanam padi gogo di lahan kering, meraih surplus beras jauh lebih cepat daripada mencetak sawah, jika mencetak sawah membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang jauh lebih besar, karena harus membangun infrastruktur dan irigasi terlebih dahulu
Kedua, sumber protein seperti daging ayam, ikan dan daging sapi. Jika diestimasi kebutuhan program makan bergizi ini per tahun membutuhkan daging ayam sekitar 1,2 juta ton, ikan sekitar 1 juta ton dan daging sapi sekitar 500.000 ton.
Dari tiga sumber protein tersebut, produksi yang surplus adalah daging ayam dan ikan. Bahkan Indonesia termasuk negara penghasil ikan terbesar di dunia. Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2022, hasil produksi ikan di dalam negeri sekitar 24 juta ton, terdiri dari perikanan budi daya sekitar 16 juta ton dan perikanan tangkap sekitar 7 juta ton.
Ketiga, sumber sayur mayur, hortikultura dan buah-buahan. Untuk sumber bawang masih mengandalkan impor, apalagi bawang putih, tapi untuk produksi cabe secara nasional surplus, data tahun 2022, produksi cabe nasional sekitar 96 ribu ton sedangkan kebutuhan cabe nasional sekitar 83 ribu ton. Demikian juga untuk sumber sayuran dan buah-buahan sangat banyak jenis dan pilihannya, produksi dalam negeri akan tencukupi.
*Keempat*, sumber garam. Sampai saat ini Indonesia masih harus mengimpor garam. Menurut data BPS tahun 2022, Indonesia mengimpor garam sebanyak 2,75 juta ton untuk menutupi kekurangan produksi garam dalam negeri yang hanya sekitar 1,2 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan garam mencapai 4,5 juta ton per tahun.
*Kelima*, sumber susu.. Menurut data BPS tahun 2022, produksi susu segar di Indonesia sekitar 968 ribu ton, sementara untuk kebutuhan susunya mencapai 4,4 juta ton.
Dari penjelaskan diatas ada beberapa komoditi yang sumber pangannya surplus, seperti daging ikan, daging ayam, sayuran, hostikultura dan buah-buahan. Untuk komoditi defisit, seperti beras, daging ayam, susu dan garam masih mengandalkan impor. Komoditi inilah yang perlu dilakukan pemberdayaan, mencetak lahan pertanian, bangun bidang peternakan dengan cara menambah jumlah indukan sapi perah, indukan sapi potong dan indukan sapi breeding untuk penyediaan bibit sapi yang unggul termasuk juga meningkatkan produksi garam.
Dari semua kendala tersebut pasti membutuhkan jumlah pelaku taninya, regenerasi petani perlu dilakukan, harus semakin banyak yang terjun ke bidang pertanian dan peternakan.
Program makan bergizi dan minum susu gratis harus dimulai dalam skala kecil, dengan anggaran kecil dan lakukan di daerah yang tingkat stunting yang tertinggi dan daerah termiskin. Sumber pangan harus diperhitungkan karena ada beberapa sumber panga yang defisit, sambil melakukan pemberdayaan khususnya kepada petani padi dan peternak.
Program makan bergizi dan minum susu gratis sangat besar peranannya untuk mengatasi stunting, kemiskinan, membangun perekonomian kerakyatan, membantu pertumbuhan ekonomi, meraih swasembada pangan, untuk jangka panjangnya adalah akan melahirkan generasi penerus yang memiliki tinggi badan dan sehat secara tulang, otot dan otak.
Penulis :
Tonny Saritua Purba, SP
Ketua Bidang Tani dan Nelayan Depinas SOKSi.
Penerbit Bid Kominfo SOKSI: Yusuf Ismail