JAKAŔTA | SOKSIMEDIA.COM
Dikutip dari Media Kompas.Com | 18 agustus 2009 terdahulu, disaat Pendiri SOKSI dan Partai Golkar Mayjen TNI (Purn) Prof.Dr.Suhardiman sebelum almarhum pernah menyatakan perlunya mendorong Reformasi Jilid Dua berkaitan dengan ketidaksetujuannya kepada pernyataan Presiden SBY dalam pidato kenegaraannya menjelang hari kemerdekaan beberapa waktu lalu.
SBY sempat menyinggung pemerintah akan terus mendorong terjadinya reformasi kedua. Menurut pria yang membidani lahirnya Golkar melalui Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) ini mengatakan, bukan reformasi kedua yang diperlukan, melainkan reformasi jilid dua dan Partai Golkar harus mengambil peran di dalamnya.
“Partai Golkar harus mampu mendorong reformasi jilid kedua, bukan reformasi kedua seperti yang disampaikan SBY baru-baru ini,” tutur Prof. Suhardiman dalam Seminar Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) bertajuk “Golkar Bangkit” di Hotel Sultan, Selasa (18/8).
Menurut Prof. Suhardiman, reformasi jilid dua berarti transformasi reformasi budaya dari awal reformasi yang sudah dilakukan pada tahun 1998. Sementara itu, terkait kekuasaan, Prof.Suhardiman berharap Partai Golkar bisa melakukan reposisi yang obyektif dan independen dengan berpihak kepada rakyat.
“Di sini pengertian oposisi atau koalisi tidak lagi relevan. Saya minta Partai Golkar untuk tergugah, bangkit, dan dorong kemajuan bangsa. Sebagai anak bangsa yang dipercaya membidani Golkar, merupakan kebahagiaan ketika Partai Golkar kembali pada ruh militansi dan jiwa pengabdiannya,” kata Prof.Suhardiman.”
Delapan tahun sesudah Prof. Suhardiman wafat tahun 2015, selaras dengan gagasan Reformasi Jilid 2 yang didorongnya sejak tahun 2009 , kembali Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI Periode 2022 – 2027 Ir.Ali Wongso Sinaga mengangkatnya dalam acara pelantikan Depidar SOKSI XIV Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Sabtu ( 18/03):
Ali Wongso sebagai kader binaan langsung Pendiri SOKSI ,Mayjen TNI (Purn) Prof.Dr.Suhardiman sejak tahun 1980 itu menyampaikan kesaksian bahwa “Pak Suhardiman pada tahun 2009 sudah memprediksi akan kurangberhasilnya reformasi sekaligus beliau menggagas perlunya koreksi kelanjutan reformasi dengan apa yang beliau sebut ‘Reformasi Jilid 2’ dimana reformasi akan berhasil sesuai harapan rakyat jika ditopang oleh Akselerasi Transformasi Budaya yang diikuti pembangunan sistem dan untuk mewujudkan itu semua, bangsa ini mesti dipimpin oleh ‘Satrio Piningit’ yaitu tokoh berintegritas tinggi dan berkemampuan memimpin bangsa guna menyelesaikan masalah- masalah bangsa dan mempersiapkan bangsa ini memasuki Indonesia Raya ke 3.”
Empat tahun kemudian sesudah 2009, pada 17 Mei 2014 menjelang Pilpres 2014 lampau, “Pak Suhardiman Pendiri SOKSI menugaskan kami selaku Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI hasil Munas IX Tahun 2010 yang konstitusional, agar menggerakkan jaringan organisasi SOKSI diseluruh Indonesia memenangkan Capres Pak Jokowi, yang adalah ‘Satrio Piningit’ menurut Pendiri SOKSI. Lalu kami spontan menyatakan siap melaksanakan tugas dari Pendiri SOKSI itu, meski ada resiko pada kami selaku salahsatu Ketua DPP Partai Golkar atas perbedaan pilihan politik Partai Golkar ketika itu.”
Sesuai kebijakan dan harapan almarhum Pak Suhardiman Pendiri SOKSI, maka wajarlah apabila Munas XI SOKSI Tahun 2022 lalu, menyatakan menaruh harapan dan kepercayaan penuh kepada Bapak Presiden Jokowi akan meluruskan arah reformasi sebagai kata lain dari “Reformasi Jilid 2” dimasa kepemimpinan Presiden Jokowi untuk mempersiapkan landasan Indonesia Emas 2045 sekaligus merupakan bagian terpenting legacy beliau, papar Ketua Umum Ormas Pendiri Partai Golkar tersebut.
Lebih lanjut konsekuensi pelurusan arah reformasi itu, baik SOKSI maupun Partai Golkar yang komit mendukung Pemerintahan Presiden Jokowi perlu meningkatkan aktualisasi dukungan yang lebih efektif sesuai dengan jatidirinya sebagai pelopor pembangunan dan pembaruan melalui berbagai gagasan kreatif dan inovatif yang bermuara pada penguatan efektifitas kepemimpinan nasional Presiden terutama dalam menegakkan supremasi hukum sekaligus meningkatkan pencegahan dan pemberantasan korupsi yang efektif serta percepatan transformasi ekonomi rakyat bangsa yang makin berkeadilan kedepan seiring dengan komitmen mendorong demokratisasi yang makin berkualitas.
Sebab jatidiri SOKSI dan Partai Golkar itu sejak dilahirkan ditandai ‘gen’ pelopor pembangunan dan pembaharuan dalam mengamalkan Pancasila dengan kata lain jika istilah populer sekarang ini sebagai ‘trendsetter’ bagi kemajuan kehidupan rakyat bangsa negara, yang tentu amat berbeda dengan ‘follower’ atau ‘pengekor’ yang pragmatis, tegas Ir.Ali Wongso yang juga Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar itu. (*)
BID.KOMINFO_SOKSI