• Sab. Jul 12th, 2025

SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN TARGETKAN TANAM PADI GOGO 1 JUTA HEKTAR UNTUK KETAHANAN PANGAN

JAKARTA – SOKSIMEDIA.COM | Padi gogo adalah varietas tanaman padi yang ditanam di lahan kering, padi gogo dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sebutan lain untuk padi gogo adalah padi huma atau padi darat atau padi gunung. Padi gogo tidak ditanam di sawah, benih padi gogo langsung ditanam, tidak perlu disemaikan terlebih dahulu, tidak membutuhkan air irigasi, kebutuhan airnya cukup dari air hujan sehingga waktu yang tepat untuk menanam padi gogo adalah saat awal musim hujan.

Karakteristik padi gogo berbeda dengan padi sawah, kalau padi sawah sangat tergantung dengan air, tanpa adanya air maka padi sawah tidak akan bisa tumbuh subur dan produktif, bahkan jika tidak memiliki pengairan yang cukup maka padi sawah akan gagal panen.

Saat ini sudah ada beberapa varietas padi gogo unggul yang sudah dilepas oleh pemerintah, terutama pemulia dari kampus, seperti benih padi gogo unggul dari IPB University dan Unsoed, umur padi gogo berumur pendek sekitar 95 hari, hasil panen bisa diatas 5 ton per hektar, aromatik, pulen dan juga mengandung kadar protein lebih tinggi daripada padi sawah.

Pernyataan Menteri Kehutanan akan Menyiapkan Lahan 1 juta Hektar untuk Padi Gogo

Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni mengatakan bahwa akan menyiapkan lahan seluas 1 juta hektar untuk padi gogo, sebagai bagian dari program agroforestri untuk mendukung ketahanan pangan. Padi gogo ditanam dengan sistem agroforestri, yaitu mengintegrasikan tanaman kehutanan secara tumpang sari antara tanaman pohon berbuah dengan padi gogo.

Dari data Kementerian kehutanan tahun 2024 mencatat luas lahan perhutanan sosial lebih 8 juta hektar. Program perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan yang melibatkan kelompok tani hutan yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

Ada sekitar 1,3 juta keluarga petani yang terlibat aktif dalam pengelolaan perhutanan sosial di berbagai wilayah di Indonesia. Dari luas 8 juta hekta lahan perhutanan sosial ada sekitar 1,1 juta hektar yang cocok untuk padi gogo.

Kontribusi Kementerian Kehutanan terhadap Produksi Beras Nasional bisa Mencapai 10 Persen

 

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2024 mencatat produksi beras nasional sebanyak 30,34 juta ton. Dengan adanya lahan yang akan disiapkan oleh Kementerian Kehutanan di lahan perhutanan sosial seluas 1 juta ha, jika satu tahun padi gogo bisa panen sebanyak dua kali, dengan asumsi hasil panen 3 ton per ha maka Kementerian Kehutanan sudah memproduksi gabah sebanyak 6 juta ton, jika dikonversi dari gabah menjadi beras akan menghasilkan sekitar 3,5 juta ton.

Selain memproduksi beras, peran Kementerian Kehutanan juga telah ikut membangun perekonomian kerakyatan, menciptakan lapangan pekerjaan, mensejahterakan petani dan yang paling utama adalah ikut bergotong royong dengan petani padi sawah meraih cita-cita pemerintah agar surplus beras dan swasembada pangan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2024 tentang Produksi dan Konsumsi Beras Nasional

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada tahun 2024 tercatat mencapai 53,14 juta ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversi menjadi beras diperkirakan sebanyak 30,34 juta ton.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat konsumsi beras per kapita pada tahun 2024 sebanyak 79,08 kilogram per kapita per tahun, jika dikonversi kebutuhan beras untuk seluruh rakyat Indonesia setara dengan 29,80 juta ton

Berapa Target Produksi Beras Pemerintah Tahun 2025 agar Surplus Beras ?

Dari data tahun 2024 di atas terlihat bahwa pemerintah telah surplus, karena produksi beras lebih besar jumlahnya dari kebutuhan konsumsi beras, produksi beras sebanyak 30,34 juta ton sementara kebutuhan beras 29,80 juta ton, ada kelebihan beras sekitar 540 ribu ton. Tapi mengapa tahun 2024 malah pemerintah melakukan impor beras sebanyak 4,5 juta ton ?

Agar tahun 2025 pemerintah bisa surplus beras maka pemerintah harus memproduksi beras sebanyak 35 juta ton. Mengapa harus memproduksi beras sebanyak 35 juta ton, padahal kebutuhan beras tidak sampai 30 juta ton ?

Karena panen raya setiah tahun biasanya bulan Maret atau April, perlu ada stok beras minimal untuk kebutuhan dua bulan, jika kebutuhan beras nasional per bulan sebanyak 2,5 juta ton maka harus ada stok beras pemerintah sebanyak 5 juta ton, sehingga jika pemerintah ingin surplus beras tahun 2025 maka harus memproduksi beras sebanyak 35 juta ton.

Target produksi beras nasional tahun 2025 yang disampaikan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman adalah 32 juta ton, dan pemerintah optimis bahwa produksi beras nasional bisa atas 34 juta ton.

Dampak dari Kementerian Kehutanan menanam Padi Gogo Seluas 1 Juta Hektar

Salah satu tanggung jawab pemerintah adalah membangun perekonomian kerakyatan, adapun target pertumbuhan pekonomian pemerintah sebesar 8 persen, sehingga perlu ada upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan, ada komoditi yang dihasilkan yaitu gabah yang diproses menjadi beras, ada nilai ekonomi yang tercipta untuk menghidupkan roda perekonomian pada masyarakat.

Jika Kementerian Kehutanan menanam padi gogo seluas 1 juta Hektar dengan melibatkan petani yang ada di sekitar kawasan hutan maka kontribusi Kementerian Kehutanan terhadap produksi beras nasional sekitar 3,5 juta ton, atau lebih dari 10 persen terhadap total produksi beras nasional.

Dampak lainnya adalah kehidupan 1,3 juta keluarga petani yang ada di sekitar kawasan hutan bisa memiliki usaha, meningkatkan kesejahteraan petani dan yang terpenting adalah tujuan pemerintah untuk meraih surplus beras dan swasembada pangan bisa tercapai menuju cita-cita negara Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.(Red.Kominfo_Soksi)

  • Tonny Saritua Purba :
    – Pokja Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai Golkar
    – Ketua Bidang Tani dan Nelayan Depinas SOKSI

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *