• Jum. Nov 28th, 2025

SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA

Jawaban via WhatsApp dari Pelaksana Lapangan PLN Dinilai Tidak Menjawab Pokok Persoalan, Transparansi Pengawasan Proyek SUTT Dipertanyakan

ByAdmin

Nov 27, 2025

Bekasi — Soksimedia.com

Setelah munculnya laporan awal mengenai jatuhnya roller pada proyek Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di Tarumajaya, publik kembali mempertanyakan standar keselamatan dan prosedur pengawasan yang diterapkan di proyek tersebut. Keraguan semakin menguat setelah munculnya tanggapan dari seorang individu bernama Indra, yang mengaku sebagai pelaksana lapangan PLN, namun hanya memberikan jawaban singkat melalui pesan WhatsApp tanpa identitas resmi maupun dokumen pendukung.

Jawaban tersebut bukan hanya dinilai tidak menjawab inti persoalan, tetapi juga memunculkan lebih banyak tanda tanya mengenai keterlibatan institusi PLN, proses QA/QC, dan kesiapan alat yang digunakan di lapangan.

Insiden jatuhnya roller—komponen vital dalam proses penarikan kabel bertegangan tinggi—terjadi pada pembangunan SUTT 150 kV di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Kejadian ini langsung memicu kekhawatiran warga karena menyangkut keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar.

Apalagi, roller adalah bagian dari peralatan yang seharusnya melalui pemeriksaan kelayakan ketat. Terlepasnya komponen ini menunjukkan adanya potensi kegagalan pada alat, metode kerja, atau pengawasan.

Tanggapan diberikan oleh Indra, yang menyatakan dirinya pelaksana lapangan PLN. Namun:

tidak ada kop surat,

tidak ada pernyataan resmi perusahaan,

tidak ada jabatan formal yang diverifikasi,

tidak ada dokumen pendukung teknis,

dan tidak ada konfirmasi bahwa jawaban tersebut mewakili PLN sebagai institusi.

Hal ini memunculkan pertanyaan mendasar: apakah PLN benar-benar telah memberikan klarifikasi, atau justru publik hanya menerima respon personal yang tidak memiliki kekuatan institusional?

Jawaban melalui WhatsApp diterima setelah laporan pertama terbit. Namun hingga kini tidak ada sikap resmi dari PLN dalam bentuk rilis tertulis, konferensi pers, atau dokumen klarifikasi. Padahal insiden ini menyangkut keselamatan publik dan seharusnya menjadi prioritas transparansi perusahaan.

 

Peristiwa ini terjadi di lokasi proyek jaringan SUTT 150 kV di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi — kawasan padat penduduk dengan potensi risiko tinggi apabila terjadi insiden teknis.

Alih-alih menjawab persoalan teknis, pernyataan Indra justru membuka lima masalah baru:

1. Tidak menjelaskan penyebab jatuhnya roller

Tidak ada penjelasan mengenai apakah insiden dipicu oleh kegagalan alat, kesalahan metode kerja, kesalahan pemasangan, atau masalah beban.
Tidak ada kronologi teknis dan tidak ada hasil pemeriksaan di lokasi kejadian.

2. Tidak mengungkapkan kelayakan alat

Pertanyaan publik mengenai kemungkinan korosi atau keausan tidak dijawab.
Tidak ada:

data inspeksi,

check sheet alat,

hasil pengujian beban,

maupun foto kondisi alat sebelum dan sesudah kejadian.

3. Tidak menjelaskan proses QA/QC

Padahal QA/QC adalah elemen paling krusial pada proyek bertegangan tinggi.
Hingga kini, tidak ada informasi mengenai:

siapa pengawas QA/QC,

kapan alat diperiksa,

dokumen apa yang digunakan untuk kontrol kualitas,

atau apakah proyek mengikuti SOP K3 secara penuh.

4. Tidak menegaskan kapasitas resmi

Tanggapan melalui WhatsApp bukan pernyataan perusahaan.
Tidak ada klarifikasi apakah ia bertindak:

atas nama kontraktor,

subkontraktor,

atau memang mewakili PLN.

Hal ini dapat menimbulkan kerancuan informasi yang merugikan publik.

5. Tidak menyebut adanya tindak lanjut

Tidak ada informasi mengenai:

investigasi teknis,

evaluasi lapangan,

pemeriksaan ulang seluruh peralatan,

atau langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.

Ketidakjelasan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa insiden tersebut tidak ditangani dengan standar penanganan insiden konstruksi berisiko tinggi.

Ketiadaan penjelasan resmi dari PLN membuat publik menilai bahwa transparansi pengawasan proyek masih lemah.
Tanpa klarifikasi institusional, warga menilai risiko keselamatan belum dijawab, sementara proyek terus berjalan.

Pada pekerjaan SUTT 150 kV, setiap kegagalan alat berpotensi membahayakan:

pekerja,

warga sekitar,

hingga infrastruktur lain di kawasan tersebut.

Penting bagi PLN untuk memberikan jaminan keselamatan melalui data, bukan pernyataan singkat tanpa dokumen.

Hingga berita ini diterbitkan, klarifikasi resmi dari PLN secara institusional belum diterima.
Pernyataan resmi dibutuhkan untuk menjelaskan:

penyebab jatuhnya roller,

kondisi teknis peralatan,

hasil pemeriksaan QA/QC,

tanggung jawab teknis pelaksana,

serta langkah mitigasi keselamatan.

Publik berhak memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, terutama pada proyek infrastruktur berisiko tinggi yang berada di lingkungan padat penduduk.

( Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *