• Sab. Okt 18th, 2025

SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA

China: Paralel Menciptakan Trobosan Baru Sembari Merawat Warisan Leluhur

ByAdmin

Okt 18, 2025

China – Soksimedia.com

China terus bergerak dinamis, melakukan dua hal pararel; mencari dan menciptakan terobosan baru dan disiplin menjaga berbagai warisan monumental dari masa lalu. Demikian laporan Putu Suasta dari Tembok Besar China (15/10/’25).

Budayawan Putu Suasta dan Dr. Wayan Sayoga – Ketua Lembaga Prajaniti Bali, berada di China guna sharing pemikiran tentang Peradaban dan Pruralisme di tengah dinamika dan revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi dewasa ini.

China yang mewarisi sejarah budaya yang tua dan agung tengah melakukan modernisasi dan terobosan di berbagai bidang kehidupan. Pembangunan di negara ini bergerak cepat namun dengan tetap teguh menjaga nilai-nilai tradisional seperti Konfusianisme yang menekankan pentingnya keluarga, kerja keras, hidup hemat, dan menciptakan keharmonisan sosial. Negara ini juga terus bergiat melakukan penelitian di bidang kebudayaan Tiongkok, baik di bidang sejarah, filsafat maupun seni untuk memahami dan melestarikan tradisi budayanya yang kuat. Nilai-nilai Konfusianisme, Taoisme, dan Budhisme telah membentuk karakter dan perilaku masyarakat China.

Kesadaran akan pentingnya hidup bersama dalam masyarakat plural mendorong China untuk melakukan sharing pengalaman dengan tokoh-tokoh dari berbagai negara dalam kerangka membangun kerjasama dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dengan mengintegrasikan pengaruh dari luar.

Diskusi peradaban dan pluralisme kebudayaan yang berlangsung di Peking University, China pada 10 – 15 Oktober itu dihadiri budayawan, LSM dan pemerhati pariwisata dari berbagai negara di Asia, seperti al; Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Laos.

Semangat yang melandasi sharing pengalaman itu adalah melakukan percepatan pembangunan yang berbasis kearifan budaya dan peradaban. Tekadnya adalah merawat warisan leluhur agar terus terjaga, terpelihara serta dapat diwariskan dan dinikmati oleh generasi mendatang.

Di sela-sela kunjungannya, Putu Suasta dan Wayan Sayoga memanfaatkan kesempatan untuk menikmati dan menyaksikan berbagai peradaban kuno China yang monumental dan legendaris, diantaranya;
– Tembok Besar China: Salah satu dari 7 Keajaiban Dunia yang merupakan simbol kekuatan dan kehebatan China kuno. Dengan panjang 8.851 km dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, Tembok ini dibangun dalam waktu panjang dan melewati beberapa dinasti.
– Taman Kuil Surga (Temple of Heaven). Kompleks kuil yang terletak di ujung Selatan kota tua Beijing ini dibangun pada Dinasti Ming. Kuil ini memiliki arsitektur yang unik dan merupakan simbol keseimbangan antara langit dan bumi. Arealnya sangat luas, 273 hektar, hampir dua kali lipat dari Kota Terlarang. The Temple of Heaven merupakan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1998.
– Kota tua Hangzhou dan Shuzhou yang terletak 1500 kilometer dari Beijing. Kota Shuzhou merupakan kota air yang sangat bersejarah dan melintasi beberapa dinasti, seperti dinasti Xing dan Ting. Kota yang terletak di daerah pegunungan ini saat ini juga dipenuhi dengan hutan kota yang terawat sangat baik.

Putu Suasta dan Wayan Sayoga, tak henti berdecak kagum atas pengelolaan berbagai situs dan lingkungan itu. Hanya dengan tata kelola yang baik dan dilaksanakan dengan disiplin tinggilah yang memungkinkan ini bisa berjalan sangat baik, kata Putu Suasta.

Wayan menambahkan bahwa China berhasil melakukan pembangunan secara paralel dengan pemeliharaan warisan budaya dan sejarah secara harmonis.

Kedua tokoh juga kagum bahwa sistem wariga yang selama ini hanya mereka kenal di Bali, juga diterapkan di negara tersebut. Sistem astrologi Hindu sebagai kalender tradisional itu kerap digunakan untuk menentukan hari baik atau buruk untuk berbagai kegiatan; upacara keagamaan, pertanian, dan pembangunan rumah. Wariga menekankan pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam semesta.

Keseimbangan dan harmonisasi itu terlihat jelas dan teruji di berbagai situs wisata. Semua terawat baik, udaranya segar, pelatarannya bersih, lalu lintas teratur dan wilayahnya hijau. Tidak ada sampah, kotoran atau kesemerawutan. Setiap jengkal dimanfaatkan dan memberi kenyamanan bagi turis, pungkas Putu Suasta. ( Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *